Haul ke-14 Gus Dur, PMII Grobogan Undang Tokoh Muhammadiyah


GROBOGAN - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Grobogan memperingati Haul ke-14 Gus Dur dengan kegiatan Hening Cipta Pergerakan dan mengusung tema 'Meneladani Budaya Etika Demokrasi Gus Dur'.

Kegiatan hening cipta tersebut diselenggarakan di Gedung Riptaloka Setda Grobogan, Selasa (26/12/2023) malam. Dihadiri sejumlah pejabat Kabupaten Grobogan, termasuk Wakil Bupati Grobogan Bambang Pujiyanto, DPRD Grobogan serta perwakilan dari Kesbangpolinmas Grobogan.

Tidak terlewatkan pula para Pimpinan Ormas Keagamaan PCNU, dan PD Muhammadiyyah, GKI Purwodadi, GKJ Purwodadi, Katolik Purwodadi, dan keluarga Konghucu. 

Berbagai organisasi pemuda mahasiswa juga memeriahkan acara tersebut, mulai dari Tahta Mataram, PSHT, Talenta Purwodadi, TBR Rejosari, IMM Grobogan, BEM UNAN Purwodadi. 

Dalam acara haul tersebut juga dibuka dengan penampilan seni pencak silat dan pembacaan puisi refleksi mengingat jasa-jasa Gus Dur.

Itu bertujuan melestarikan budaya asli Indonesia dan menjaga silaturahmi antar umat beragama.

Setelah itu dilanjutkan acara inti talkshow  mendatangkan narasumber dari berbagai tokoh di Grobogan. Antara lain Rektor ITB Muhammadiyah Jati Purnama, DPRD Grobogan Mansata Indah Maratona, dan Pendeta GKI Purwodadi Rita Dwi Lestari, serta Ketua Tahta Mataram Ki Nawang Kertapati. 

Ketua PMII Grobogan Umar Haji Mussa'id mengatakan kegiatan yang diselenggarakan itu sebagai bentuk kecintaan terhadap bapak bangsa yang mengajarkan demokrasi cerdas serta pluralisme.

"Semoga kader PMII mampu melanjutkan nilai perjuangan Gus Dur agar membawa Indonesia lebih berkemajuan. Terlebih lagi ketika menjadi pimipinan tindakannya mengambil keputusan  harus didasarkan atas pertimbangan kemaslahatan rakyat," ujarnya. 

Dia menginginkan kader terus semangat dan bertransformasi guna menghadapi tantangan zaman yang dinamis atau terus mengalami perubahan.

Dalam talkshow itu pendeta Rita menyampaikan banyak yang salah faham beranggapan politik itu kotor karena banyakanya praktik-praktik yang tidak sehat dilapangan. Padahal dari Gus Dur sebenarnya politik itu luhur, karena mengandung perjuangan nilai-nilai yang sering disebut politik nilai. 

"Demokrasi seharusnya menjadi upaya bersama demi tercapainya kemaslahatan rakyat. 

Politik nilai harus sudah tertanam terlebih dahulu termasuk melalui pendidikan. Pendidikan harus  mempersiapkan pemimpin yang berkarakter luhur, karakter luhur menopang etika budaya Demokrasi," katanya.

Acara ini ditutup dengan doa kebangsaan yang dipimpin oleh Pendeta Tyas Budi Legowo GKJ Purwodadi, Gus Syaidun IKA PMII Kabupaten Grobogan. (DND)

DotyCat - Teaching is Our Passion