Fatayat NU Grobogan Diminta Ikut Perangi Stunting

 Suasana sosialisasi program Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) kader Fatayat NU di gedung PCNU Grobogan, Sabtu (12/8/2023). (Istimewa).

Grobogan – Fatayat NU Grobogan diminta ikut mengoptimalkan penurunan angka stunting melalui program Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). Hal itu diungkapkan Ketua Fatayat NU Jawa Tengah Tazkiyatul Muthmainnah dalam sosialisasi dan pengawalan kader Fatayat NU di gedung PCNU Grobogan, Sabtu (12/8/2023).

 Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Grobogan dr Slamet Widodo dan anggota pimpinan cabang Fatayat NU Grobogan.

Ketua Fatayat NU Jawa Tengah Tazkiyatul Muthmainnah menjelaskan, kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama Fatayat NU Jawa Tengah dengan United Nations Children's Fund (Unicef) dan organisasi filantropi independen Tanoto Foundation.

‘’Pemerintah menargetkan secara nasional angka stunting pada 2024 turun menjadi 14 persen, sehingga perlu kerja keras agar  terealisasi. Salah satunya mengoptimalkan peran Fatayat NU,’’ ungkapnya.

Dia menjelaskan, data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) menyebutkan, beberapa wilayah diketahui masih tinggi prevalensi stuntingnya. Disebutkan, tertinggi yakni Brebes dengan 29,1 persen.

Kemudian, 10 kota/kabupaten berikutnya juga mengalami kenaikan angka stunting. Yakni Temanggung 28,9 persen, Magelang 28,2 persen, Purbalingga 26,8 persen, Blora 25,8 persen. Kemudian Sragen 24,3 persen, Rembang 24,3 persen, Pekalongan 23,5 persen, Batang 23,5 persen, Kota Pekalongan 23,1 persen, dan Pati 23 persen, dan Grobogan 19,53 persen.

"Alhamdulillah, Fatayat NU Jawa Tengah dipercaya 10 program PMBA," imbuhnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan, bukan hanya saat ini, Fatayat NU dapatkan kepercayaan dunia, bahkan  Global Fund telah bekerjasama Fatayat NU untuk penanganan HIV/ AIDs.

‘’Ini sudah memasuki tahun ke tujuh mendapat kepercayaan untuk menangani HIV/AIDs, dan Fatayat NU Jawa Tengah masuk urutan tiga terbaik,’’ imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan dr Slamet Widodo menjelaskan, stunting tidak hanya terjadi pada masyarakat miskin, namun bisa juga terjadi pada orang kaya yang tidak memperhatikan gizi.

‘’Pada intinya, prilaku sehat dan makanan sehat, menjadi prioritas agar tidak terdampak stunting,’’ ucapnya. (dnd)

DotyCat - Teaching is Our Passion