Sendang Keongan, Potensi Wisata di Klambu Bernuansa Mistis
.
Sayangnya, potensi wisata alam ini sejauh ini belum tergarap secara maksimal oleh Pemkab Grobogan sebagaimana potensi-potensi wisata lainnya. Karena itu, potensi obyek wisata alam ini kini tampil apa adanya. Bahkan tampak kurang perawatan. Pengunjung pun tidak ramai, meski masuk lokasi sendang digratiskan. Hanya di hari lebaran saja pengunjung tampak sedikit ramai dan masuk lokasi tidak lagi gratis.
Saat ini, keberadaan sendang yang oleh masyarakat dianggap memiliki aroma mistik itu, tidak hanya dijadikan sebagai obyek wisata saja, namun oleh warga sekitar, air di sendang ini juga dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti mandi, minum, memasak, mencuci pakaian dan juga untuk irigasi pertanian. Sendang ini juga dimanfaatkan oleh PDAM untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat Kecamatan Klambu dan sekitarnya.* (Grobogan Corner, dari berbagai sumber)
Sendang Keongan terletak di Desa Penganten, Kecamatan Klambu, Grobogan. Biasanya pada momen lebaran ketupat, Sendang Keongan ramai dipadati pengunjung.
Menurut Yuliadi, warga Desa Penganten, jumlah pengunjung Sendang Keongan kali ini tidak sebanyak dulu. Dulu setiap lebaran ketupat, di Sendang Keongan selalu digelar pentas Dangdut. Pentas ini, menurut Yuliadi, benar-benar menyedot pengunjung sampai Sendang Keongan penuh sesak, terutama oleh anak-anak muda. Namun kemudian, akhirnya pentas ditiadakan karena setiap pentas dangdut selalu terjadi keributan yang pernah berujung pada jatuhnya korban.
Pada hari-hari biasa, ungkap Yuliadi, tak banyak yang datang ke Sendang Keongan. Hanya hari Minggu saja ada beberapa keluarga dan pasangan muda-mudi yang mengunjungi sendang ini.
Sendang Keongan sendiri sebenarnya termasuk potensi wisata cukup potensial di Kabupaten Grobogan. Selain menawarkan keindahan alam yang eksotis, Sendang Keongan juga menawarkan wisata mistis. Sendang Keongan yang berada di tepi hutan Pegunungan Kendeng Utara ini memang indah. Sendang yang berukuran 100 meter persegi itu di sekitarnya banyak ditumbuhi pepohonan besar yang rindang.
Di sisi lain, Sendang Keongan juga memuat legenda dari mulut ke mulut yang memancarkan nuansa mistik, sehingga menyedot pengunjung dari berbagai daerah untuk datang ke Sendang Keongan sekedar untuk mandi dan mencari berkah.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Sendang Keongan berkaitan dengan kisah R. Ponocitro alias Sunan Katong. Dalam perjalanannya, saat R. Ponocitro tengah mencari sumber air untuk berwudlu, pandangannya tertuju pada sebuah pohon yang penuh siput atau dalam bahasa Jawa disebut keong. Ia berpikir, bila ada siput pasti ada air. Maka, kemudian ia menancapkan pusaka saktinya di sekitar pohon tempat siput menempel. Seketika, memancarlah sumber mata air (sendang) yang kelak dikenal dengan nama “Sendang Keongan”.Menurut Yuliadi, warga Desa Penganten, jumlah pengunjung Sendang Keongan kali ini tidak sebanyak dulu. Dulu setiap lebaran ketupat, di Sendang Keongan selalu digelar pentas Dangdut. Pentas ini, menurut Yuliadi, benar-benar menyedot pengunjung sampai Sendang Keongan penuh sesak, terutama oleh anak-anak muda. Namun kemudian, akhirnya pentas ditiadakan karena setiap pentas dangdut selalu terjadi keributan yang pernah berujung pada jatuhnya korban.
Pada hari-hari biasa, ungkap Yuliadi, tak banyak yang datang ke Sendang Keongan. Hanya hari Minggu saja ada beberapa keluarga dan pasangan muda-mudi yang mengunjungi sendang ini.
Sendang Keongan sendiri sebenarnya termasuk potensi wisata cukup potensial di Kabupaten Grobogan. Selain menawarkan keindahan alam yang eksotis, Sendang Keongan juga menawarkan wisata mistis. Sendang Keongan yang berada di tepi hutan Pegunungan Kendeng Utara ini memang indah. Sendang yang berukuran 100 meter persegi itu di sekitarnya banyak ditumbuhi pepohonan besar yang rindang.
Di sisi lain, Sendang Keongan juga memuat legenda dari mulut ke mulut yang memancarkan nuansa mistik, sehingga menyedot pengunjung dari berbagai daerah untuk datang ke Sendang Keongan sekedar untuk mandi dan mencari berkah.
Sayangnya, potensi wisata alam ini sejauh ini belum tergarap secara maksimal oleh Pemkab Grobogan sebagaimana potensi-potensi wisata lainnya. Karena itu, potensi obyek wisata alam ini kini tampil apa adanya. Bahkan tampak kurang perawatan. Pengunjung pun tidak ramai, meski masuk lokasi sendang digratiskan. Hanya di hari lebaran saja pengunjung tampak sedikit ramai dan masuk lokasi tidak lagi gratis.
Saat ini, keberadaan sendang yang oleh masyarakat dianggap memiliki aroma mistik itu, tidak hanya dijadikan sebagai obyek wisata saja, namun oleh warga sekitar, air di sendang ini juga dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti mandi, minum, memasak, mencuci pakaian dan juga untuk irigasi pertanian. Sendang ini juga dimanfaatkan oleh PDAM untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat Kecamatan Klambu dan sekitarnya.* (Grobogan Corner, dari berbagai sumber)