3 Kuliner Khas Grobogan yang Enak Sekali

Sayur Becek, Kuliner Khas Purwodadi Grobogan


Becek, nama kuliner yang cukup unik. Jika dilihat namanya, kuliner yang satu ini memang kurang meyakinkan kata becek aja kalau di artikan kedalam bahasa indonesia artinya tidak terlalu sedap, namun jika anda sudah merasakannya pasti akan ketagihan. Dulunya, sayur khas Grobogan ini hanya bisa didapati di daerah pelosok yang kebetulan sedang mengadakan kenduri. Namun kini sayur yang didominasi tulang iga sapi tersebut sudah menjadi konsumsi masyarakat luas dan disediakan di sejumlah warung di Kota Purwodadi.



Sayur ini disajikan bersama sepiring nasi, kering tempe dan kacang tolo sebagai lalapan. Memang, masakan ini hanya didominasi tulang iga yang hanya terbalut sedikit daging. Namun, racikan bumbunya membuat lidah para penikmat sayur becek tidak ingin berhenti untuk menggigit tulang demi tulang yang tersaji di dalam semangkuk kuah, itulah pesona sayur becek.

Proses pembuatan sayur becek ini sangat mudah, bumbu yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, kemiri, ketumbar dan cabe ditumbuk menjadi satu kemudian tumbukan tersebut dimasukkan dalam rebusan tulang iga. Untuk menyempurnakan aroma, rebusan tulang dan bumbu tersebut dicampur dengan daun kedondong dan daun dayakan. Cukup merogoh kocek Rp 15.000 untuk mendapatkan semangkuk sayur ini.

Berikut ini beberapa warung di Grobogan yang menyediakan Becek yang bisa dicoba:

WM. Lumayan H. Kadri, Jl. A. Yani Purwodadi, Nglejok, Kuripan, Purwodadi (lokasinya persis sampung Masjid Al-Huda Nglejok)
WM. 45, Jl. S. Parman, Purwodadi (depan Kantor Pos Purwodadi)
WM. Selera Rasa, Jl. R. Soeprapto No. 113A Purwodadi (sebelah selatan Pengadilan Negeri Purwodadi)
WM. Mbak Ping (kompleks pertokoan depan pasar Purwodadi sebelah timur)

WM. MBak Mun Godong (Depan SPBU Godong)

Kuliner Nasi Jagung Dan Botok Yuyu

Purwodadi adalah salah satu kecamatan yang sekaligus pusat pemerintahan kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tempat ini berada di sebelah selatan kabupaten Pati dan di sebelah utara Sragen. Purwodadi yang menjadi pusat dari kabupaten Grobogan menyimpan banyak potensi yang unik dan layak untuk dicoba. Salah satunya adalah menu masakan khas Purwodadi yang satu ini, Nasi Jagung dan Botok Yuyu.



Kuliner khas Purwodadi ini memang tidak banyak diketahui oleh orang dari luar kabupten Grobogan. Tetapi di kawasan sendiri, kuiner ini menjadi kegemaran masyarakat sekitar dari kecil sampai tua. Kuliner ini dibuat dari hasil pertanian berupa jagung dan salah satu hewan sejenis kepiting yang hidup di air tawar atau yang dinamakan oleh masyarakat sekitar sebagai "YUYU".

Yuyu dan jagung menjadi bahan utama dalam membuat kuliner khas ini. Beberapa warung makan yang ada di Purwodadi menyediakan jenis kuliner ini dengan harga ayng sangat terjangkau bagi semua kalangan masyarakat. Rasa yang disuguhkan dari kuliner ini memang khas dan menggoyang lidah penikmatnya.

Cara pengolahan dari kedua bahan baku tersebut tergolong rumit dan memakan sedikit waktu yang agak lama. Tahap pertama, jagung putih yang telah disiapkan harus direndam air terlebih dahulu selama 4 hari dengan penggantian air setiap harinya, supaya tidak berbau danterasa asam. Setelah empat hari, jagung ditiriskan dan dikeringkan, kemudian digiling atau dijadikan bubuk. Setelah ditumbuk menjadi bubuk jagung yang lumayan halus, bubuk jagung siap untuk di masak dengan cara dikukus (di-Dhang) dalam bahasa masyarakat Purwodadi.Waktu memasaknya kurang lebih 3 jam dengan proses dan alat memasak yang tradisional. Setelah matang baru siap untuk disajikan.

Untuk proses pengolahan Yuyu menjadi Botok Yuyu juga tergolong rumit. Pertam, Yuyu harus dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel di badannya. Setelah bersih, Yuyu digiling sampai halus dan berair. Kemudian salah satu olahan dari Yuyu yang sudah ditumbuk ini adalah Botok Yuyu setelah dicampur dengan kelapa yang tingkat kemudaannya tertentu yang diparut dan dicampur dengan rempah-rempah khusus sebagai bumbunya. Hasil penghalusan dari Yuyu tersebut juga dapat dipakai untuk membuat menu masakan khas lain yang tidak kalah enaknya.

Warung-warung yang menyediakan kuliner ini diantaranya adalah warung makan Bu Harsiti yang ada di Kelurahan Danyang Kecamatan Purwodadi RT 06 RW 01. Warung ini selalu penuh dengna para pembeli yang ingin menikmati kelezatan nasi jagung dengan botok yuyu khas Purwidadi.

untuk setiap porsi sego jagung dan botok Yuyu ini hanya di patok dengan harga kurang lebih Rp. 8000,-. cukup murah kan........!!!!!

Sego Pecel Gambrengan (SPG) Simpang Lima Purwodadi

Kulier yang yang dikenal dengan sebutan SPG Simpanglima memang nikmat rasanya. Kalau nggakpercaya, silahkan datang malam hari di Simpanglima Purwodadi, segera pesan, dan rasakan sensasi nikmatnya. Ditanggung mantap! Tapi, eits tunggu dulu. SPG di sini bukan kepanjangan dari Sales Promotion Girl yang identik dengan gadis-gadis berparas jelita berbaju seksi itu. Namun, kepanjangan dari SEGO PECEL GAMBRENGAN.



Ya, Sego Pecel Gambrengan atau disingkat SPG merupakan makanan khas dari daerah Gambrengan (Purwodadi). Kuliner ini banyak dijajakan di Stasiun Gambrengan, sehingga dikenal dan terkenal dengan nama Sego Pecel Gambrengan.

Namun, saat ini kuliner ini tidak hanya dijual di Stasiun Gambrengan saja. Di beberapa tempat, ada juga dijumpai penjual nasi pecel Gambrengan ini. Salah satunya adalah di Simpanglima Purwodadi. Tepatnya di pojok Jl. R. Soeprapto atau persisnya di trotoar belakang Masjid Jabalulkhoir, Anda akan menjumpai warung tenda yang menjual Sego Pecel Gambrengan.

Menurut Nyoto, pemilik warung SPG Simpanglima, warungnya mulai beroperasi setahun yang lalu. Istrinya yang asli Gambrengan-lah yang berinisiatif untuk membuka usaha kuliner ini. Resep semuanya mengadopsi Sego Pecel Gambrengan, termasuk ubo rampe pelengkap seperti rempeyek dan telur asin, didatangkan dari Gambrengan. Sehingga sensasi rasa kenikmatannya dijamin sama dengansego pecel yang dijual di Stasiun Gambrengan.

Warung SPG milik Nyoto ini buka mulai jam 5 sore sampai jam 1 malam. Bahkan, di bulan Ramadhan ini, warungnya buka sampai waktu sahur tiba. Menurut Nyoto, justru pada malam harilah warungnya ramai pembeli. Semakin malam malah semakin banyak yang makan di sini Pak, tutur lelaki kelahiran 1981 ini.

Soal harga dijamin pro rakyat alias murah meriah. Sepincuk sego pecel dihargai Rp 2000 ribu. Itu memang belum lauknya. Namun, dijamin harga lainnya pun tergolong harga pro rakyat. Seperti saat GCM makan di warung SPG ini. Berdua dengan seorang teman, GCM hanya merogoh kocek Rp 12.000 ribu. Murah meriah bukan? Sudah perut kenyang, sensasi nikmatnya pun terasakan. Sesekali, cobalah. Dan rasakan sensasi nikmatnya.
DotyCat - Teaching is Our Passion