Warga Jetis Karangrayung Syukuran Jalan Bagus yang Dibangun Crazy Rich

Warga Desa Jetis, Karangrayung, Grobogan menggelar syukuran dengan buka bersama di atas jalan yang baru saja selesai dibangun. (dok. Kades Jetis)

KARANGRAYUNG – Sejumlah warga Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jateng menggelar syukuran buka bersama di atas jalan beton yang baru saja dibangun dengan uang pribadi Crazy Rich Joko Suranto. Syukuran itu dilakukan pada Sabtu (16/4/2022) lalu.

“Buka bersama di jalan new Jetis. Rasa syukur telah selesai pengecoran jalan. Semua berjalan lancar dan selamat semuanya,” kata Kades Jetis, Suharnanik yang juga saudara Crazy Rich Joko Suranto itu, Minggu (17/4/2022).

Puluhan warga Jetis dalam foto yang dikirim Kades, tampak bahagia makan dengan alas daun pisang. Mereka berjajar rapi makan bersama dengan menu yang sederhana.

Sosok Crazy Rich

Joko Suranto, pria asal Desa Jetis Kecamatan Karangrayung menjadi perbincangan se-Indonesia. Hal itu lantaran aksi dermawannya membangun jalan di kampung halamannya sepanjang 1,8 kilometer. Ia rela merogoh kocek Rp 2 miliar untuk lebar jalan 4,5 meter dengan cor beton bertulang tebal 12 sentimeter.

Dikutip dari Radar Kudus, Joko Suranto kini menetap di perumahan elit di kota Bandung. Pria tersebut dikenal sebagai Ketua Pengusaha Real Estate Indonesia (REI) Provinsi Jawa Barat. Bapak tiga anak ini, membangun jalan untuk sedekah dan amal untuk diberikan kepada kedua orang tuanya. Yaitu almarhum Haji Kasan Di Hardjo dan Hajah Siti Naimah.

Aksinya itu tak hanya sekali ini dilakukan, sebelumnya pengusaha sukses ini setiap Lebaran selalu memberikan sarung dan mukena ke warga yang ada di Desa Jetis. Setiap Idul Adha juga selalu memberikan kurban tiga ekor sapi yang dibagikan ke tiga dusun di desanya.

Bahkan, baru-baru ini ia membagikan ribuan alquran ke hafiz, hafizah hingga orang yang membutuhkan. Selain itu ia juga kerap memberi santuna ke guru ngaji dan yatim piatu yang ada di Kabupaten Grobogan. Aksi dermawannya itu juga kerap dilakukan hingga ke luar Jawa.

Joko Suranto saat dihubungi wartawan ini melalui telepon menceritakan secuil kisah perjalanannya hingga bisa ke titik sekarang ini. Ia memulai perjalanan dari nol, sejak kecil ia merantau. Saat menginjak SMP, ia sudah menjadi santri di pondok pesantren Desa Kacangan Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali.

Kemudian berlanjut ke jenjang SMA di Muhammadiyah Surakarta dan melanjutkan pendidikan kuliah di jurusan Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo pada 1988 dan menjadi sarjana pada 1993.

Saat itu dia diajarkan untuk bekerja keras sejak dini. Pria kelahiran Grobogan 20 Januari 1969 ini mulai biasa melakukan sesuatu yang bisa menghasilkan. Untuk membantu memenuhi biaya studi, dirinya nekat bekerja sebagai penjual koran, hingga membantu konsultasi skripsi teman-temannya.

Namun, Joko Suranto menceritakan titik balik kehidupannya yang dimulai pada 1994. Waktu bapaknya pergi haji tetapi ia hanya bisa mengantar tanpa bisa memberikan sesuatu.

”Itu yang membuat saya jadi merasa sedih. Saya terduduk di taman saat itu dan merenung. Ya Allah suatu saat saya harus bisa menghaikan orang tua dan orang-orang di sekitar. Dari situ saya mulai bekerja lebih keras agar bisa berbagi dan memberi. Mulai punya prinsip hidup ingin berbagi dan bisa membantu orang tua,” ujar suami dari Taufiana Hidayati ini. (dnd)

DotyCat - Teaching is Our Passion